Wisuda



Ini adalah hari yang istimewa.


Entah harus bagaimana lagi aku mendeskripsikan setangkup bahagia. Pagi ini aku menghirup ramahnya suasana Kota Jogja. Rasanya masih seperti mimpi. Baru kemarin sore aku tiba dengan banyak bawaan lalu tiba tiba sekarang aku harus bersiap dengan riasan.

Pukul 10.45, mungkin di waktu itu kau telah naik untuk memindahkan tali togamu.
Kupejamkan mata, berdoa sebanyak banyaknya.


-

Aku datang dengan bucket bunga palsu yang kupesan jauh jauh hari, dua kotak hadiah yang isinya biasa saja juga secuil sisa sisa keberanian untuk menjabat tangan ibumu. 


            “Selamat ya” kataku mengulurkan tangan. Kau mengangguk, tersenyum, mengucapkan terimakasih padaku karena aku bersedia hadir. Aku menyadari bahwa aku adalah satu satunya perempuan, datang seorang diri dan kemudian tanpa malu menemuimu mungkin terkesan cukup aneh.


            “Ibu, Bapak, kenalkan ini calon mantu kalian”


Aku tercekat untuk beberapa detik. Jemariku mendingin, sedikit gemetar, mencium tangan kedua orang tuamu bukan hal mudah, ini cukup menyentak.


            “Oh jadi ini to yang kamu ceritakan sama Ibu” 


Perasaan canggung melucutiku kemudian. Kubiarkan kau yang lebih banyak bicara, menjelaskan hal hal yang menjadikanmu suka padaku sesekali. Aku hanya tersenyum menanggapi.


Pertemuan yang singkat. Aku pamit. Menolak tawaran keluargamu yang meminta untuk pulang bersama sama.


Kau genggam tanganku untuk beberapa waktu dan berkata lirih “Kuantar ya”, namun aku menggeleng keras.


Aku bahagia dapat menghadiri acara wisudamu, kataku pelan. 


Kusempatkan mengecup pipimu, aku pamit.

Kembali mencium punggung tangan bapak dan ibumu.


Aku pamit, sembari terus memikirkan untuk menemui lelakiku yang lain di kota ini.

-


Malang
08.30 Tuesday
20 March 2018
Pict from : google.co

Komentar

Postingan Populer