Kenapa?
Jika
nanti kau punya kekasih baru, aku bersedia mengenalnya, bahkan menganggapnya
sebagai saudara.
Aku
juga akan meluangkan waktu, jika suatu hari kalian bertengkar dan dia butuh
teman untuk sekedar bercerita.
Aku
akan mendengarkan semua kata yang keluar dari mulutnya, jika dekat pasti akan
kupeluk dia, merapikan anak anak rambutnya yang basah oleh air mata.
Aku
akan katakan, sehebat apapun kalian bertengkar, saling mencaci maki, sekuat
apapun kalian saling membenci, ‘kau’ pasti akan kembali.
Aku
bersedia menjadi tempat yang kekasihmu cari untuk mendapatkan ketenangan dan
kelembutan hati seorang perempuan.
Aku
bersedia menyisihkan uangku untuk mentraktirnya secangkir kopi sebagai
pelengkap cerita kami berdua tentangmu.
Aku
bersedia, dengan kedua tanganku yang jauh dari sempurna, dengan hatiku yang tak
jua cukup, aku bersedia menjadi teman perempuannya yang paling mengerti.
Tapi,
sesungguhnya aku begitu benci jika semua itu benar benar terjadi.
Kenapa
tak kau saja yang menjadi temanku, kekasihku, tempatku berkeluh kesah akan
lelahnya amukan dunia?
Kenapa
tak kau saja yang menemaniku menghabiskan senja di kota ini dengan segelas
latte panas yang kita sembari bercerita kesana kemari dan saling menggenggam
jemari?
Kenapa
tak kau saja yang aku peluk ketika kau merasa berada di titik terendah? Kenapa
bukan kamu yang menemaniku sepanjang hidup?
Padahal,
tanpa kau minta.. aku sudah bersedia sejak lama.
Kenapa
tidak kau saja yang kurapikan rambutnya?
Kenapa?
-
Malang
14.34
Monday
03 Dec 2018
Gambar oleh Tumblr
Komentar
Posting Komentar